Indonesia kaya akan sumber daya alam di berbagai
pelosok, mulai dari sabang hingga merauke. Banyak kandungan alamnya yang bisa di manfaatkan dan di jadikan lembar rupiah. Di
samping itu banyaknya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan manusia agar
lebih cerdas dalam mengelola kekayaan alam Indonesia.
Namun
ironisnya di balik kekayaan alam yang melimpah itu, masih banyak penduduk yang
tidak bisa ikut menikmati hasilnya. Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak
ketiga memunculkan banyak masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Menurut
Badan Pusat Statistika, penduduk indonesia mencapai 235.556.363 jiwa. Sensus yang
dilakukan 2010 silam menyatakan masih banyak kemiskinan yang terjadi di Negara
kita ini.
Terbelakang
akan pendidikan, minimnya aspek kesehatan, sempitnya lowongan pekerjaan dan
banyak lagi masalah-masalah yang membuat kondisi penduduk Indonesia semakin terjepit
dan terhimpit akan kemiskinan. Contoh konkret yang bisa kita telaah tentang
kehidupan masyarakat Indonesia di bagian timur. Kekayaan alam yang melimpah
berupa emas, ternyata tidak membuat semua orang-orang
disana menjadi sejahtera. Pengelola kekayaaan alam kita di Indonesia Timur itu
ternyata bukan dikelola oleh orang-orang pribumi, melainkan oleh perusahaan
asal Amerika. Pribuminya sendiri hanya sebagai bawahan yang selalu diperintah
demi memuaskan para pemilik modal.
30.018.930
atau 12.49% dari penduduk Indonesia mengalami kemiskinan. Ironis sekali keadaan
penduduk kita dibawah tekanan dan penderitaan atas kandungan mineral yang
melimpah. Hanya untuk sesuap nasi pun mereka para wong cilik harus membanting
tulang dan berburu uang agar tetap bisa menjalani kehidupan.
Dibalik
tingginya angka kemiskinan, para wakil rakyat ternyata berkelakuan layaknya
menari diatas penderitaan orang. Banyaknya isu-isu tentang kehidupan glamour
para anggota dewan seakan menambah perih hati para wong cilik. Penderitaan semakinlah sempurna ketika terdengar kabar
bahwa bahan bakar minyak akan mengalami kenaikan.
Akan ada berapa banyak rakyat lagi yang semakin
terhimpit dengan kemiskinan. Berapa banyak lagi pengangguran yang meningkat akibat
kenaikan bahan bakar. Pemerintah haruslah pintar-pintar membaca situasi,
kondisi serta keadaan yang telah membuat rakyat semakin melarat.
Namun kemiskinan bukanlah suatu bencana atau pun
mutlak kesalahan para penguasa Negara. Dalam ranah ini rakyat pun haruslah
berusaha untuk meminimalkan angka kemiskinan contohnya dengan mencari pekerjaan
yang layak dan pemerintah sebagai nahkoda dalam menjalankan roda pemerintahan,
seyogyanya menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat. Sehingga angka
kemiskinan bukan menjadi persoalan yang terus-menerus dipermasalahkan dalam
kemajuan Negara Indonesia ini.
Kekayaan alam yang melimpah bukan berarti tidak bisa
di olah, namun Negara kita hanya minim orang-orang yang bisa bekerja lebih giat
dalam mencapai perubahan yang lebih maju. Para petinggi Negara hanya berlomba
untuk memperkaya diri sendiri tanpa adanya solusi. Mereka mengkampanyekan misi
politiknya hanya demi mendapatkan kedudukan yang layak. Kalau pun mereka lebih
cerdas dalam mengelola sumber daya manusianya, mungkin tidak akan ada orang
yang berburu uang hanya untuk sesuap nasi.
0 komentar:
Posting Komentar